King Gillette

Di usia 40 tahun, King Gillette adalah penemu yang frustrasi, antikapitalis, dan penjual tutup botol dari gabus. Suatu hari, saat ia bercukur dengan pisau yang sudah tumpul sehingga tidak dapat diasah lagi, gagasan pun datang. Idenya, pisau cukur dari sepotong logam yang sangat tipis sehingga tinggal dibuang ketika sudah tumpul.

Produk yang diciptakannya tidak langsung melejit. Di tahun pertama (1903), Gillette hanya menjual 51 alat cukur dan 168 mata pisau. Selama dua dekade berikutnya, ia mempertimbangkan setiap taktik pemasaran yang terpikir olehnya.

Ia menjual jutaan alat cukur kepada angkatan bersenjata dengan diskon sangat besar. Ia juga menjual banyak alat cukur dengan harga murah kepada bank-bank sehingga mereka bisa membagikannya kepada nasabah baru (program ‘Shave and Save’).

Alat cukurnya juga dibundel dengan berbagai macam barang, mulai dari permen karet Wrigley dan berbagai barang kemasan (kopi, teh, bumbu dapur, marshmallow, dll). Penjualan alat cukur dengan harga murah dan bahkan gratis tsb sangat membantu penjualan produk utamanya yaitu pisau cukur sekali (atau beberapa kali) pakai.

Begitu pelanggannya terikat dengan pisau cukur tsb, dia akan menjadi pelanggan seumur hidup. Model bisnis dengan menjual murah atau memberikan cuma-cuma, lalu menjual produk komplementernya secara rutin, lalu berkembang pesat di berbagai segmen produk.

Contohnya banyak sekali, diantaranya bagikan telepon genggam dan jual paket langganan, sediakan konsol video game murah dan jual game dengan harga mahal, sediakan mesin pembuat kopi dimana-mana dan jual kopi kemasan yang mahal.

Janganlah terkecoh dengan sesuatu yang terlihat murah atau bahkan gratis di awal. Bisa jadi selanjutnya membuat terikat dan secara total belum tentu murah.